Senin, 28 November 2011

7 Gambar Neraka Versi Aneh

1. The House of Lies


Dalam agama Persia kuno Zoroastrianisme, jiwa setelah kematian pertama menyeberangi jembatan dan bertemu seorang wanita muda yang mewakili personifikasi dari tindakan mereka dalam kehidupan. Jika orang yang meninggal telah menyebabkan kehidupan yang baik, dia terlihat cantik, sedangkan untuk orang berdosa dia mengerikan. Tidak bisa lebih baik bagi mereka, baik: orang-orang berdosa kemudian dilemparkan ke dalam House of Lies, di mana para terkutuk terus makan 'makanan busuk. "Ini termasuk mayat, makanan busuk dan beberapa yang agak enak cairan tubuh. Ini juga gelap, bau, dan tidak peduli bagaimana ramai itu, penduduknya pikir mereka sendirian.

2. Irkalla


Menurut mitologi Babilonia Untuk mencapai neraka , lintasan pertama harus melalui tujuh gerbang, penjaga gerbang di suap masing-masing dengan sepotong pakaian atau perhiasan. Persis mengapa mereka begitu bersemangat untuk mendapatkan sedikit teka-teki, karena di dalamnya adalah hamparan gelap, suram di mana setiap orang dipaksa untuk makan dan minum debu saja, dan tidak banyak lagi yang harus dilakukan. Juga, semua orang di sana memakai bulu untuk beberapa alasan. Hal yang paling menyedihkan tentang neraka Babel, meskipun, bahwa itu tidak benar-benar hukuman atas kesalahan yang besar - dengan pengecualian beberapa pahlawan, semua orang harus pergi ke sana.

3. Helheim


Ini adalah tujuan akhir bagi Viking yang mengalami nasib sial untuk tidak mati suatu kematian mulia. Tidak seperti versi paling modern dari Neraka, Helheim sangat dingin. Pintu masuk dijaga oleh anjing bermata empat, berlumuran darah bernama Garmr, dan beberapa catatan seluruh tempat itu diawasi oleh seekor elang raksasa yang disebut 'corps-eater(pemakan mayat)' yang sayapnya dapat menciptakan angin sedingin es. Seolah-olah itu belum cukup buruk, Viking yang perbuatannya sangat buruk pergi ke sebuah daerah di bawah Helheim disebut Niflhel, yang bahkan lebih gelap dan dingin

4. Avici, or the Hell of No Interval


Jika Anda seorang pengikut ajaran Buddha Tanah Murni, ini adalah tempat yang terburuk dari neraka Buddha yang bisa anda masuki Ini sangat buruk. sehingga, Anda hanya bisa sampai di sini jika melakukan lima 'dosa besar': pada dasarnya, Anda telah membunuh seseorang yang sangat suci, seperti, orang tua Anda sendiri. tempat ini dikelilingi oleh dinding besi, tambahan ular besi, dan anjing besi yang bernapas api. Penghuni neraka ini sebenarnya bisa mati di sana, tetapi terlahir kembali ke dalam neraka yang sama, yang mana sedikit mengecewakan.

5. Narak


Menurut kitab Hindu, neraka ini dibagi menjadi setidaknya dua puluh lima bagian sesuai dengan perbuatan dosanya. Untuk mendapatkan gagasan tentang apa yang terjadi di masing-masing tempat, salah satu alam neraka ini disebut 'Diarrhea,' dan 'Forest of Sword Blades'. Dalam beberapa versi dari neraka Hindu, penderita sebenarnya entah dipaksa untuk melakukan hukuman mereka sendiri, seperti naik-turun pohon-pohon berduri yang robek berkeping-keping.

6. Kasyrgan


Dalam shamanisme Mongolia, jiwa meninggal dinilai sebelum Erkil Khan, pangeran neraka. Jika perbuatan buruk mereka lebih banyak daripada perbuatan baik, mereka dikirim ke neraka yang dikenal sebagai Kasyrgan, di mana mereka direbus dalam aspal hitam di dalam kuali raksasa. Orang yang paling berdosa yang terjebak di sana selamanya, tetapi orang yang telah melakukan setidaknya beberapa perbuatan baik dalam hidup mungkin meningkat secara bertahap menuju permukaan tar, sampai mahkota kepalanya mencapai permukaan. Orang-orang di surga yang mendapatkan keuntungan dari perbuatan baik dalam hidup, maka dapat mengirim semangat khusus untuk memahami orang berdosa oleh rambut, dan menariknya ke arah surga.

7. Black Thread Hell


Dalam agama Buddha Tibet, 'Black Thread Hell' diberikan untuk orang yang suka memfitnah, pembohong dan orang-orang yang menganiaya orang tua mereka. Orang-orang berdosa yang ditandai dengan garis-garis hitam, dan kemudian dipotong sepanjang garis-garis dengan gergaji terbakar. Tetapi jika Anda berdosa dengan cara yang berbeda, jangan khawatir! Buku neraka ini ditampilkan dalam menggambarkan total enam belas neraka, delapan versi 'dingin' dan delapan versi lain yang memiliki nama juga keterangan, seperti 'Crushing Hell' (hukuman karena kekejaman terhadap hewan) dan 'Loud Screaming Hell' (hukuman untuk pencurian).

Jumat, 25 November 2011

7 Kartun Terfavorit Di Indonesia

More Sites
1.Spongebob Squarepants
sukague.com

Sekilas tentang spongebob squarepants :

Film buatan Stephen Hillenberg yang bertemakan tentang persahabatan antara spongebob, patrick, dan squidward *mungkin* yang tidak habis membuat ulah di tempat tinggalnya di bikini buttom. Spongebob yang tinggal di rumah nanas dan bekerja di krusty krab punya tuan krab ini juga sering bermain di ladang ubur-ubur yang mereka gunakan untuk berburu ubur-ubur. Squidward yang rumahnya percis di tengah-tengah rumahnya antara spongebob dan patrick ini memang terlihat judes dan tidak peduli akan sekitar. Spongebob juga suka bermain di rumah temannya sandy (tupai) yang rumahnya tidak seperti rumah-rumah yang lainnya. Memang kelucuan dan keanehan dalam film kartun ini selalu ada selama film kartun ini diputar. Memang film kartun ini sudah 10 tahun usianya

2.Doraemon
sukague.com

sekilas tentang doraemon :
Film ini dibuat tahun 1969 yang dibuat berdasarkan manga Doraemon yang terbit dalam 6 judul majalah bulanan anak. Namun dengan berjalannya waktu, dibuatlah Doraemon versi film kartun.
Film kartun ini menceritakan tentang 4 sahabat (Nobita, Giant, Sizuka, dan Suneo) dan juga sebuah robot (Doraemon) dimana si Nobita yang selalu di usilkan Giant dan Suneo selalu meminta alat dari kantung ajaibnya doraemon untuk membantunya melawan Giant dan Suneo. Nobita ini juga bersifat buruk, yaitu malas belajar, tidak mau bekerja keras, cepat putus asa, dan tidak mau menerima kenyataan. Juga nobita sangat menyukai Sizuka bahkan ia sampai mengharapkan menikah dengannya. Namun nobita selalu dihalangi oleh Negisugi *namanya benar gak ya??* (peran lain) yang dekat dengan sizuka. Kehidupan mereka berlima tidak lepas yang namanya keajaiban dan kemustahilan.

3.Upin dan Ipin
sukague.com

Sekilas tentang upin dan ipin :
Upin dan Ipin adalah sebuah film animasi anak-anak yang dirilis 14 September 2007 di Malaysia di siarkan di TV9 dan diproduksi oleh Les' Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan.
Film ini sekarang ditayangkan di Indonesia di TPI yang menceritakan tentang Upin Ipin dan kawan-kawan dalam bulan-bulan ramadhan, seperti berpuasa sampai lebaran. Dan juga dapat mengajarkan kebaikan dan akhlak kehidupan kepada anak-anak. (sumber:wikipedia)

4.Tom and Jerry
sukague.com

Sekilas tentang tom and jerry :
Siapa yang gak kenal tom and jerry? Yap.. Film kartun ini menceritakan tentang permusuhan antara kucing dan tikus dalam suatu rumah. Tom sebagai kucing selalu mengejar-ngejar si tikus Jerry yang pintar. Sayangnya tom selalu gagal dalam menangkap jerry. Tokoh kartun ini saling kejar, mengintip, saling pukul. Dalam film ini, masing-masing ingin saling tangkap. Sebenarnya jalan cerita ini tidak terlalu istimewa, tapi untuk hiburan cukup menghibur dan mengasikkan. Film rilisan Hanna dan Barbera ini memang sangat populer di Indonesia.

5.Naruto
sukague.com

Sekilas tentang Naruto :
Naruto adalah manga dan anime karya Masahi Kishimoto. Bercerita seputar kehidupan tokoh utamanya, Naruto Uzumaki, seorang ninja remaja yang berisik, hiperaktif, dan ambisius; dan petualangannya dalam mewujudkan keinginannya untuk mendapatkan gelar hokage, ninja terkuat di desanya.
Manga Naruto pertama kali diterbitkan di Jepang oleh Shueisha pada tahun 1999 dalam edisi ke 43 majalah Shonen Jump. Di Indonesia manga ini diterbitkan oleh Elex Media Komputoindo. Popularitas dan panjang seri naruto sendiri (terutama di jepang) menyaingi Dragon Ball karya akira Toriyama. Di Indonesia Naruto di tayangkan di Global TV. Dua episode ditayangkan sekaligus, sehingga durasi film kartun ini menjadi satu jam (sumber:wikipedia)

6.Crayon Shinchan
sukague.com

Sekilas tentang Crayon Shinchan : 
Crayon Shinchan adalah sebuah seri manga dan anime karya Yoshito Usui. Tokoh utamanya adalah seorang bocah berusia 5 tahun, ia murid taman kanak-kanak yang sering membuat ulah, dan membuat repot semua orang yang ada di sekitarnya.
Crayon Shinchan perrtama kali muncul pada tahun 1990 secara mingguan Weekly Manga Action, yang diterbitkan oleh Futabasha. Crayon Shinchan mulai ditayangkan oleh TV Asahi pada 13 April 1992. Anime Crayon Shinchan di Indonesia ditayangkan oleh stasiun TV RCTI setiap hari minggu setelah Doraemon. Humor dari kartun ini berasal dari tingkah laku Crayon Shinchan yang janggal. Misalnya ia sering meledek ibunya bila di suruh membereskan mainannya. Seperti ayahnya, Shinchan juga suka melihat wanita cantik dan sering merayu mereka.

7.Detektif Conan

Sekilas tentang Detektif Conan :
Detektif Conan adalah sebuah manga dan anime detektif fiktif karangan Aoyama Gosho. Nama serial Detektif Conan versi bahasa Inggris adalah Case Closed. Nama-nama tokoh di Case Closed diganti untuk menghindari kesalahpahaman pembaca Case Closed. Detektif Conan diterbitkan dalam majalah Mingguan Shonen Sunday. Selain dalam format manga dan anime, Detektif Conan juga telah dibuat dalam bentuk film layar lebar dan drama TV serta dalam bentuk Spesial TV.

Detektif Conan menceritakan tentang Shinichi Kudo, seorang detektif SMA, yang tubuhnya mengecil akibat racun yang dibuat dan diberikan oleh sebuah organisasi misterius tanpa diketahui organisasi tersebut. Supaya identitas asli Shinichi tidak diketahui organisasi misterius tersebut, Shinichi menyamar sebagai Conan Edogawa, dan tinggal di kantor detektif swastanya Kogoro Mouri yang juga rumah teman sejak kecilnya, Ran Mouri. Conan Edogawa telah banyak membantu Kogoro memecahkan kasus, sehingga Kogoro menjadi detektif terkenal (yang dikenal sebagai Kogoro Tidur).


7 Film Animasi Terbaik

1. ‘Coraline’ (2009)


2. ‘Bambi’ (1942)


3. ‘Toy Story 2’ (1999)


4. ‘The Incredibles’ (2004)


5. ‘Beauty and the Beast’ (1991)


6. ‘Persepolis’ (2007)


7. ‘The Lion King’ (1994)



Kamis, 24 November 2011

6 Pulau Terindah di Dunia





Usedom: The Singing Island
Germany
Though anchored to the German coast with bridges at both north and south ends (and a railway over the northern bridge), Usedom lies so far east that the eastern tip is actually part of Poland — you can walk down the beach from Ahlberg to the large commercial port of Swinoujscie. But it’s the German side that’s the tourist magnet, a beloved getaway since the early 19th century; Usedom has been nicknamed the “Bathtub of Berlin.” Usedom’s other nickname, “the singing island,” came about because the white sand of its 25-mile strand is so fine that it squeaks when you walk on it. A handful of nearby “wellness hotels” and thermal baths preserve old-world spa traditions. Landscaped garden promenades, open-air concert pavilions, and tree-lined side streets hark back to genteel seaside holiday traditions; each resort town also has a long pleasure pier extending into the Baltic, where you can still envision a parade of ladies with parasols and bustled dresses and gents in well-cut linen suits.



Bora Bora: Romantic Heaven on Earth
French Polynesia
Nothing says “ultimate honeymoon” quite like Bora Bora. The word is out — and has been for some time — about this French Polynesian island’s extraordinary natural beauty, and Bora Bora’s remoteness and high prices have kept the island’s luxurious mystique intact. Enchanting Bora Bora belongs to the exclusive, “so-preposterously-gorgeous-it-doesn’t-seem-natural” club of travel destinations. Even the most jaded globe-trotter duly drops his jaw when confronted with the spectacle of the lagoon and the iconic silhouette of Mount Otemanu in the background. Many visitors, in fact, never get farther than that perfect tableau of paradise, but excursions to the main island and its lofty interior are how you’ll get to the real heart of Bora Bora.




Prince Edward Island: Beyond Green Gables
Canada
Sometimes all the Anne of Green Gables hoopla around Prince Edward Island gets to be a bit much. How can a century-old series of children’s books define an entire Canadian province? Drive around PEI’s low rolling hills blanketed in trees and crops, and that bucolic past celebrated in Lucy Maud Montgomery’s books makes sense after all. Beyond the jagged coast with its inlets and historic fishing villages, you’ll discover that small farms make up the island’s backbone. You can get in touch with the island’s Acadian heritage at the five Rusticos: the coastal villages of North Rustico, South Rustico, Rusticoville, Rustico Harbour, and Anglo Rustico. This inevitably brings you to Cavendish, the vortex of Anne of Green Gables country. You can see the farmstead that started it all, Green Gables, a solid white mid-19th-century farmhouse with green shutters (and, naturally, green gable points) that belonged to cousins of author Montgomery.


Malta: Crossroads of the Mediterranean
Walking the streets of most any Maltese town, you get the vague sense that you’re in some kind of greatest hits of European architecture — a little London here, echoes of Paris there, maybe a touch of Rome in that baroque church facade. And it’s no wonder: the Phoenicians, the Carthaginians, the Romans, the knights of St. John, the French, and the British all swept in from their respective compass points and left indelible reminders of their conquests. Malta today is a modern and well-run island nation, with its illustrious laurels of history on full view. The walled city of Mdina, on Malta proper, is superbly evocative of the island’s medieval era. Descendants of the noble families — Norman, Sicilian, and Spanish — that ruled Malta centuries ago still inhabit the patrician palaces that line the shady streets here. In summer, the coastal resort towns of Sliema and St. Julian’s, just outside Valletta, come alive with holidaymakers and yacht-setters, and the cafe-filled promenades fronting the teal sea are the epitome of the Mediterranean good life.


Lamu: Exotic Enclave
Kenya
Just 2 degrees south of the Equator, off the east coast of Kenya, Lamu is a place that seems stuck in time. For centuries, it was a bustling Indian Ocean port of call and an important link in the spice trade; that atmosphere is totally palpable here today. Lamu is like an exotic stage set that also happens to have amazing beaches. The streets of Lamu are quiet, cool, and car-free, lined with thick-walled white stone buildings, their arches and decorative cutouts evoking the centuries of Muslim influence here; Lamu was founded by Arab traders in the 1400s. The entire island has one proper town — the busy Lamu Town, which, as the oldest and best-preserved Swahili settlement in East Africa, is a UNESCO World Heritage Site. Monuments here include the turreted Lamu Fort and Riyadha Mosque (both from the 19th Century), but the most interesting sights are the much more ancient, nameless traditional houses, some of which date back to Lamu Town’s 14th-century foundations.

Isla Grande de Tierra del Fuego: El Fin del Mundo
Argentina and Chile
Several centuries ago, the only inhabitants of the southern extremity of South America were the native Yahgan Indians. To survive in the inhospitable climate of this land, the Yahgans made ample use of fire. The campfires continuously burning here were so numerous and so bright that when the first Europeans to explore the region saw them from the sea, they called the whole place Tierra del Fuego (“Land of Fire”). Today, the name Tierra del Fuego applies to the group of islands that make up the southern tips of both Argentina and Chile. Isla Grande — as its name suggests — is the largest landmass in the archipelago, with territories belonging to both those countries. Not far from Isla Grande, though it’s actually a separate small island in the Tierra del Fuego group, is the real southernmost tip of South America and one of the most fabled sites in the story of seafaring: Cape Horn. Before the opening of the Panama Canal in 1914, rounding “the Horn” was the only way for ships to get between the Atlantic and the Pacific Oceans, and its hostile waters were — and still are — notorious for the challenges they posed to sailors. Strong winds and currents, enormous waves, and even icebergs sent many a seaman to his watery grave.